Satuan Acara Penyuluhan
|
Promosi Kesehatan
|
Koordinator : Hayati, S.Kp., M.Kes
Dosen Pembimbing : Drs. Sukarman. SKM., M.Kes
Disusun oleh : Novita Westi Cornelly
NPM : 34403015303
Tingkat/Kelas : II/C
AKADEMI
KEPERAWATAN JAYAKARTA PEMERINTAH
PROVINSI
DKI JAKARTA
TAHUN
2016
SATUAN
ACARA PENYULUHAN
Pokok bahasan : Penyakit Zika
Sub pokok
ahasan : Bahaya Virus Zika Pada Ibu
Hamil
Sasaran : Masyarakat Desa Suka Maju RW 015
sejumlah ±100 orang
Hari /Tanggal : Jumat, 02 Desember 2016
Waktu : 14.30 –
15.00 (30 menit)
Tempat : Aula Balai Desa Suka Maju, RW 015
Kecamatan Suka Maju
Kelurahan Susukan, Jakarta Timur
Penyuluh :
Novita Westi Cornelly
A.
Tujuan
1.
Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan mengenai bahaya virus zika pada ibu hamil
selama 60 menit, diharapkan dapat melakukan tindakan pencegahan terhadap
penyakit yang disebabkan oleh virus Zika.
2.
Tujuan
Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan tentang
virus zika pada masyarakat diharapkan masyarakat khususnya ibu hamil mampu :
a.
Menjelaskan
pengertian penyakit zika
b.
Menjelaskan
penyebab penyakit zika
c.
Menjelaskan tanda
dan gejala virus zika
d.
Menyebutkan
cara penularan penyakit zika
e.
Menjelaskan
penanganan penyakit zika
f.
Menjelaskan
pencegahan virus zika
B. Materi
1.
Pengertian
penyakit zika
2.
Penyebaran
virus zika
3.
Penyebab
penyakit zika
4.
Tanda dan
gejala penyakit zika
5.
Cara penularan
virus zika
6.
Penanganan dan
Pengobatan penyakit zika
7.
Pencegahan
virus zika
C. Media dan Alat
1.
LCD
2.
Laptop (berisi
materi menggunakan aplikasi Power Point)
3.
Leaflet
4.
Lembar
Balik
D. Metode
1.
Ceramah
2.
Tanya
Jawab
E. Susunan
Kegiatan
No.
|
Waktu
|
Kegiatan Penyuluhan
|
Kegiatan Peserta
|
1.
|
5 Menit
|
1. Pembukaan
a. Memperkenalkan diri dan anggota tim
b. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan.
c. Melakukan kontrak waktu.
d. Menjelaskan materi penyuluhan yang akan
diberikan
|
a. Menjawab salam dan mendengarkan
|
2.
|
20 Menit
|
2. Pelaksanaan
a. Menjelaskan
pengertian zika
b. Mengikutsertakan masyarakat dalam kegiatan
penyuluhan dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk
menjelaskan sedikit tentang virus zika dan memberikan reward.
c. Menjelaskan
penyebab virus zika
d. Menjelaskan
tanda dan gejala virus zika
e. Memberikan kesempatan kepada masyarakat
untuk bertanya .
f. Menjelaskan tentang cara
pencegahan virus zika
g. Menjelaskan tentang kompikasi dari virus zika
|
a. Mendengarkan dengan penuh hikmat
b. Menjelaskan sedikit dari materi
tentang virus zika, dan
mendapatkan reward
c. Mendengarkan dan memperhatikan
d. Bertanya dan berperan aktif memberikan
respon terhadap interaksi yang diberikan saat penyuluhan berlangsung
|
3.
|
5 Menit
|
3. Penutup
a. Menanyakan pada masyarakat tentang materi
yang telah diberikan dan memberikan hadiah kepada masyarakat yang dapat
menjawab tentang materi yang ditanyakan
b. Menyimpulkan inti dari penyuluhan
c. Mengucapkan terimakasih serta salam penutup
|
a. Menjawab dan menjelaskan secara singkat
materi yang telah diberikan
b. Memberikan hadiah kepada masyarakat yang
dapat menjawab pertanyaan
c. Mendengarkan dan memperhatikan
d. Menjawab salam
|
F. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Ø Peserta hadir ditempat penyuluhan
Ø Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di
Aula desa Suka Maju
Ø Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan
dilakukan sebelum penyuluhan dilaksanakan
2. Evaluasi Proses
Ø Peserta antusias terhadap materi yang
diberikan oleh penyuluh atau penyaji
Ø Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat
penyuluhan
Ø
Peserta
mengajukan pertanyaan kepada penyuluh
3. Evaluasi Hasil
Ø Peserta sudah mengetahui secara umum
arti dari penyakit Zika
Ø Peserta yang hadir ± 85 orang , kurang dari
jumlah yang diharapkan karena berhalangan untuk hadir
G. Sumber
Yuningsih, Rahmi. 2016. Mewaspadai Ancaman Virus Zika Di Indonesia. Jakarta : Bidang Kesejahteraan Sosial,
Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
Maulana, Heri D.J. 2008 Promosi
Kesehatan. Buku Kedokteran EGC : Jakarta
Mubarak, Wahid I dan Chayatin. Nurul. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat : Teori dan
Aplikasi.
Zanluca,
Camila & Claudia Nunes. 2016. Zika
Virus – On Overview. Institut Pasteur
Micobesa and Infection
WHO
dan PAHO. 2015. Epidemiological Update Iililt Zika Virus Infection Iirifti. Amerika.
Rahmi,
Yuningsih. 2015. Isu-Isu Internasional Kontemporer dalam Diplomasi
Parlementer.
Yogyakarta: Azza Grafika.
MATERI PENYULUHAN
VIRUS ZIKA
A. Pengertian
Penyakit
Zika (Zika) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Zika (ZIKV) yang merupakan sejenis virus
dari keluarga flaviviridae dan
genus flavivirus yang
yang menyebar ke orang terutama melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Gejala yang paling umum dari zika adalah demam, ruam, nyeri sendi, dan
konjungtivitis (mata merah). Virus zika pertama ditemukan pada seekor monyet
resus di hutan zika, Uganda pada tahun 1947. Virus zika kemudian ditemukan
kembali pada nyamuk spesies Aedes Africanus di hutan yang sama pada tahun 1948
dan pada manusia di Nigeria pada tahun 1954.
B.
Penyebaran
Pada
2013, virus ini menyebar ke timur melintasi Samudra Pasifik ke Polinesia Perancis, kemudian ke Pulau Paskah dan
pada tahun 2015, ia menyebar ke Amerika Tengah, Karibia,
dan kini ia menyebar ke Amerika Selatan sebagai
satu wabah besar. Pada
Januari 2016, Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat mengeluarkan
panduan perjalanan untuk negara-negara tejangkit wabah, termasuk panduan
langkah pencegahan yang dipertingkatkan dan pertimbangan untuk menunda
kehamilan bagi wanita.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
menilai penyakit yang terkait dengan virus Zika di Amerika Latin pada akhir
tahun 2015 hingga Januari 2016 telah menimbulkan keadaan darurat kesehatan bagi
masyarakat. Oleh sebab itu, WHO mengumumkan Status Darurat
Kesehatan Internasional. (WHO, 2015)
Penyebaran
virus Zika juga perlu diwaspadai di Indonesia mengingat Indonesia merupakan
wilayah tropis dan endemis DBD tiap tahunnya. Hingga kini, Lembaga Eijkman
mencatat ada lima kasus Virus Zika di Indonesia, yaitu:
1.
Tahun 1981 dilaporkan ada satu pasien di
Rumah Sakit Tegalyoso Klaten;
2.
Tahun 1983 dilaporkan ada enam dari 71
sampel di Lombok NTB;
3.
Tahun 2013 dilaporkan ada seorang turis
perempuan dari Australia positif terinfeksi virus Zika setelah sembilan hari
tinggal di Jakarta;
4.
Tahun 2015 dilaporkan ada seorang turis
dari Australia terinfeksi virus Zika setelah digigit monyet di Bali; dan
5.
Tahun 2015-2016 Lembaga Eijkman
melaporkan seorang pasien di Provinsi Jambi positif terinfeksi virus Zika.
Isolasi virus pertama kali dilakukan di Indonesia. Pemeriksaan ini diawali
dengan tingginya kasus penyakit DBD di Jambi sehingga dilakukan pemeriksaan
terhadap 103 sampel darah pasien DBD pada salah satu rumah sakit swasta di
Jambi.
C. Penyebab
Penyebab penyakit Zika (Zika disease)
ataupun demam Zika (Zika fever) adalah virus Zika. Virus Zika termasuk
dalam garis virus flavivirus yang masih berasal dari keluarga yang sama dengan
virus penyebab penyakit DBD, demam kuning, dan Cikungunya. Virus Zika disebarkan kepada manusia oleh nyamuk Aedes yang
terinfeksi. Nyamuk ini menjadi terinfeksi setelah menggigit penderita yang
telah memiliki virus tersebut. Nyamuk ini sangat aktif di siang hari dan hidup
serta berkembang biak di dalam maupun luar ruangan yang dekat dengan manusia,
terutama di area yang terdapat genangan air. Virus Zika berkemungkinan
ditularkan dari seorang ibu hamil pada janin di dalam kandungannya. Dapat pula
bayi tertular pada waktu persalinan.Hingga saat ini, kasus penularan virus Zika
melalui proses menyusui belum ditemukan sehingga ahli medis tetap menganjurkan
ibu yang terinfeksi untuk tetap menyusui bayinya. Selain itu, terdapat beberapa
laporan virus Zika yang penularannya terjadi melalui tranfusi darah dan
hubungan seksual.
D. Tanda dan gejala
Pada
pasien yang terinfeksi virus Zika 80% sering tanpa gejala dan berpotensi
menjadi sumber penularan (Muso, et al. 2014). Masa inkubasi berkisar antara
3-12 hari. Tanda-tanda utamanya hampir sama dengan DBD, seperti demam dalam
jangka waktu 2-7 hari, namun demam pada DBD cenderung lebih tinggi yaitu bisa
> 400C sedangkan pada Zika bisa < 380C. Demam
tersebut diikuti dengan timbulnya ruam pada kulit, sakit kepala, nyeri otot dan
sendi, kemerahan pada area mata, serta pembengkakan pada kaki dan tangan,
tetapi infeksi virus Zika tidak memberikan gejala mual dan muntah seperti pada
DBD (Chang, et al. 2016). Munculnya ruam pada kulit dialami oleh lebih dari 90
% orang. Pada kondisi tubuh yang baik penyakit ini dapat sembuh dalam 7-12 hari
tanpa pengobatan medis. Penderita bahkan tidak menyadari bahwa dirinya
terinfeksi Zika. Penderita jarang mengalami gejala klinis berat yang hingga
butuh rawat inap atau bahkan kematian.
Pada
beberapa hasil kajian menunjukkan kemungkinan adanya hubungan antara infeksi
virus Zika dengan kejadian microcephaly pada janin. Microcephaly ditandai
dengan lingkar kepala janin yang lebih kecil dari rata-rata lingkar kepala
janin normal yang sesuai dengan umurnya. Kecilnya ukuran lingkar kepala ini
terjadi akibat otak janin tidak berkembang sebagaimana seharusnya. Sehingga
pertumbuhan dan perkembangan kepala serta bangunan didalamnya terhambat
(Oliveira., et al. 2016). Hal ini juga menyebabkan gangguan intelektual dan
cacat secara fisik. Data dari Departemen Kesehatan Brasil menunjukkan bahwa
terdapat 4180 laporan kasus microcephaly
yang berhubungan dengan virus Zika. (Chang, et al. 2016).
Berikut ini
persamaan serta perbedaan gejala dan tanda infeksi virus Zika dan DBD.
Zika
|
DBD
|
a. Demam
b. Sakit
kepala
c. Muncul
bintik merah
d. Nyeri
otot dan sendi
e. Tidak
menunjukkan mual dan muntah
f. Kemerahan
pada mata
g. Tidak
menunjukkan penurunan trombosit, hanya penurunan leukosit
h. Sembuh
dengan sendirinya (7-12 hari)
i. Komplikasi
: microcephaly pada bayi
|
a. Demam
(cenderung lebih tinggi)
b. Sakit
kepala
c. Timbul
ruam kulit sampai perdarahan masif
d. Nyeri
otot dan sendi
e. Mual
dan muntah
f. Tidak
menimbulkan kemerahan pada mata
g. Dapat
menyebabkan kematian karena perdarahan hebat (hemorrhagic)
h. Komplikasi
: Encephalitis, gagal ginjal akut, perdarahan hebat
|
E. Penularan
Pada umumnya, virus Zika ditularkan
melalui gigitan nyamuk. Nyamuk yang menjadi vektor penyakit Zika adalah nyamuk
Aedes, dapat dalam jenis Aedes aegypti untuk daerah tropis, Aedes africanus di
Afrika, dan juga Aedes albopictus pada beberapa daerah lain. Nyamuk Aedes merupakan
jenis nyamuk yang aktif di siang hari, dan dapat hidup di dalam maupun luar
ruangan. Virus zika juga bisa ditularkan oleh ibu hamil pada janinnya selama masa
kehamilan dan melalui hubungan seksual.
1. Penularan dari ibu ke janin
Tidak banyak
yang memerlukan rawat inap di rumah sakit ataupun kematian akibat infeksi virus
Zika. Hanya saja kekhawatiran yang muncul adalah ketika infeksi virus Zika
menyerang ibu hamil. Infeksi ini dikaitkan dengan kemungkinan janin mengalami
mikrosefali, yaitu kelainan bawaan dengan kondisi otak tidak berkembang dengan
baik, menjadikan ukuran kepala yang lebih kecil dibandingkan janin normal.
Kondisi ini dapat memicu kejang dan pertumbuhan yang terhambat.
Sebagian kasus
bayi yang lahir karena ibunya terinfeksi virus Zika juga ada yang mengalami
struktur otak tidak sempurna, kelainan penglihatan dan pendengaran serta tumbuh
kembang yang buruk. Sejauh ini belum diketahui dengan pasti mengenai usia
kehamilan berapa yang paling rentan terkena dampak infeksi virus Zika. Selain
mikrosefali, infeksi virus Zika juga dikaitkan dengan pemicu sindrom
Guillain-Barre, yaitu kelainan saraf yang dapat memicu kelumpuhan bahkan
kematian. Sindrom ini menyebabkan sistem imunitas menyerang sel saraf yang
menyebabkan otot melemah di sekitar lengan, kaki, dan otot pernapasan. Hingga
saat ini masih diteliti lebih lanjut mengenai hubungan infeksi virus Zika
dengan sindrom Guillain-Barre.
2. Penularan melalui hubungan seksual
Kini
kewaspadaan terhadap infeksi virus Zika makin ditingkatkan setelah diketahui
bahwa virus ini juga dapat ditularkan melalui pertukaran cairan dari hubungan
seksual. Selain itu, virus Zika juga ditemukan di dalam darah, urine, cairan
ketuban, air ludah, termasuk di dalam cairan otak dan tulang belakang. Sebagian
besar kasus yang dilaporkan terkait penularan virus Zika melalui hubungan
seksual adalah dari pria kepada wanita. Hingga kini belum ada laporan tentang
kasus yang mengungkap penularan melalui hubungan seksual dari wanita kepada
pria.
Selain menginformasikan
pada orang yang berisiko menularkan, namun tidak kalah penting untuk memberikan
informasi terhadap pasangannya mengenai kemungkinan penularan infeksi virus Zika
melalui hubungan seksual. Baik pria dan wanita yang baru bepergian dari area
penyebaran virus Zika, diharuskan mempraktikkan seks aman dengan menggunakan kondom atau
menghindari hubungan seksual selama delapan minggu. Sedangkan bagi pria yang
mengalami gejala infeksi virus Zika, diwajibkan menggunakan kondom tiap
berhubungan seksual atau menghindarinya minimal selama enam bulan. Untuk
keluarga yang sedang merencanakan program kehamilan, sebaiknya menunda upaya
kehamilan paling sedikit delapan minggu setelah terekspos dengan virus Zika.
F. Penanganan dan pengobatan
Umumnya sekitar satu minggu setelah hari pertama timbul
gejala, virus Zika akan segera hilang dari aliran darah. Meski untuk sebagian
orang, virus ini dapat bertahan lebih lama. Untuk memastikan infeksi virus zika,
dapat dilakukan tes laboratorium untuk melihat keberadaan virus Zika dalam
darah. Pengobatan virus Zika difokuskan kepada upaya mengurangi gejala yang
dirasakan oleh pasien karena vaksin serta obat-obatan penyembuh penyakit ini
belum ditemukan. Pengobatan terhadap gejala yang dialami dapat berupa pemberian
cairan untuk mencegah dehidrasi, obat pereda rasa sakit untuk meredakan demam
dan sakit kepala berupa parasetamol atau acetaminophen, serta istirahat yang cukup. Penggunaan aspirin dan
obat anti peradangan nonsteroid lainnya tidak direkomendasikan sebelum
kemungkinan pasien terkena dengue dapat dihilangkan. Obat-obatan lain
yang dikonsumsi selama masa pengobatan infeksi virus Zika seharusnya
diberitahukan dan diberikan melalui pengawasan dokter. Bagi orang yang telah terinfeksi virus Zika diharapkan untuk
menghindari gigitan nyamuk selama terjangkit virus ini karena virus Zika yang
dapat bertahan lama di dalam darah penderita dapat menyebar ke orang lain
melalui gigitan nyamuk.
Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) beserta Pan American Health Organization (PAHO)
mengumumkan bahwa satu-satunya cara untuk mengobati virus Zika adalah:
1.
Istirahat total dari segala aktivitas
berat selama 8 sampai 13 hari sebab tubuh memiliki kekebalan tubuh yang dengan
sendirinya dapat menyembuhkan dari infeksi tersebut.
2.
Memperbanyak minum air mineral agar
mencegah terjadinya dehidrasi sampai kesehatan tubuh dirasakan berangsur-angsur
normal.
3.
Jangan pernah mengkonsumsi obat aspirin
atau sejenis obat-obatan yang mengandung NSAID (neo steroid anti inflamation),
jenis obat-obatan yang biasa dipakai untuk mengontrol inflamasi penyakit
rematik atau penanggulangan nyeri yang disebabkan dari rematik.
4.
Melakukan pengobatan secepat mungkin ke
dokter, Puskesmas ataupun Rumah sakit terdekat agar mendapatkan pertolongan
yang jauh lebih baik. Sehingga tidak salah dalam mengkonsumsi obat-obatan yang
tepat, dan mendapatkan perawatan jika dirasakan perlu.
5.
Menjaga kebersihan lingkungan rumah,
terlebih saat musim hujan dimana lingkungan yang lembab menjadi tempat paling
favorit bagi nyamuk jenis apapun untuk berkembang biak.
G. Pencegahan
Mencegah gigitan nyamuk adalah salah satu tindakan pencegahan
awal yang bisa membantu kita terhindar dari infeksi virus zika. Beberapa
langkah pencegahan yang bisa dilakukan saat berada di daerah yang terjangkit
virus zika dan beberapa
aturan bagi ibu hamil pada trimester apa pun dalam pencegahan virus zika, antara lain:
1.
Menjaga kebersihan rumah dengan
memeriksa sekeliling rumah adakah ember, kolam, pot bunga, sumur yang tak
terpakai digenangi oleh air. Sebab nyamuk Aedes Aegypti sangat menyukai
lingkungan rumah dengan kondisi lembab dan tergenang air.
2.
Memastikan tempat yang ditinggali
memiliki pendingin ruangan atau setidaknya memiliki tirai pintu dan jendela
yang dapat mencegah nyamuk masuk ke ruangan.
3.
Gunakan kelambu pada tempat tidur jika
area yang dikunjungi tidak memiliki hal di atas.
4.
Menghindari kontak langsung dengan
nyamuk dengan menggunakan baju dan celana berlengan panjang.
5.
Gunakan bahan penolak serangga (lotion
anti nyamuk, obat nyamuk bakar, atau penyemprot serangga) yang terdaftar pada
badan perlindungan lingkungan atau environmental protection agency (EPA), sesuai dengan instruksi yang
tertera pada kemasan. Instruksi yang terlampir akan memberikan informasi
mengenai pengaplikasian ulang, area pengaplikasian yang diperbolehkan, waktu
dan durasi pengaplikasian. Contohnya lotion penolak nyamuk yang mengandung
Picaridin, Minyak lemon eucalyptus (OLE), DEET dan IR3535.
6.
Bayi yang berusia di bawah dua bulan
tidak diperkenankan menggunakan bahan penolak serangga ini sehingga kita harus
memastikan agar pakaian bayi dapat melindunginya dari gigitan nyamuk.
7.
Gunakan juga kelambu pada tempat tidur
bayi, kereta dorong bayi, dan gendongan atau alat pengangkut bayi lainnya.
8.
Melakukan pemberantasan sarang nyamuk
(PSN) 3M Plus (menguras dan menutup tempat penampungan air, serta memanfaatkan
atau melakukan daur ulang barang bekas, ditambah dengan melakukan kegiatan
pencegahan lain seperti menabur bubuk larvasida, menggunakan kelambu saat
tidur, menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, dll)
9.
Melakukan pengawasan jentik dengan
melibatkan peran aktif masyarakat melalui Gerakan Satu Rumah Satu Juru Pemantau
Jentik (Jumantik)
10.
Meningkatkan daya tahan tubuh melalui
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti diet seimbang, melakukan aktifitas
fisik secara rutin, dll.
11.
Pada wanita hamil atau berencana hamil
harus melakukan perlindungan ekstra terhadap gigitan nyamuk untuk mencegah
infeksi virus Zika selama kehamilan, misalnya dengan memakai baju yang menutup
sebagian besar permukaan kulit, berwarna cerah, menghindari pemakaian wewangian
yang dapat menarik perhatian nyamuk seperti parfum dan deodoran.
12.
Pelajari informasi mengenai daerah yang
akan kita kunjungi, seperti fasilitas kesehatan dan area luar ruangan terbuka
sebelum waktu keberangkatan tiba, khususnya area yang terjangkit virus Zika.
Tetapi lebih baik untuk menghindari berkunjung ke daerah yang terjangkit virus
Zika. Untuk wanita yang sedang
merencanakan kehamilan dan bepergian ke daerah endemis, dianjurkan untuk
melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
13.
Lakukan tes virus Zika setelah kembali
ke daerah asal, khususnya ibu
hamil yang baru bepergian ke negara-negara yang sudah terjangkiti virus Zika
dan menunjukkan gejala infeksi virus, sebaiknya melakukan pemeriksaan ke dokter
agar bisa mendapatkan pemeriksaan lanjutan.