Hi, my name is Novita Cornelly from Indonesia. I'm muslims and this is my personal blog about nursi

Rabu, 01 Maret 2017

SATUAN ACARA PENYULUHAN : BAHAYA VIRUS ZIKA PADA IBU HAMIL

Satuan Acara Penyuluhan
Promosi Kesehatan













Koordinator                      : Hayati, S.Kp., M.Kes
Dosen Pembimbing          : Drs. Sukarman. SKM., M.Kes
Disusun oleh                     : Novita Westi Cornelly
NPM                                 : 34403015303
Tingkat/Kelas                   : II/C





AKADEMI KEPERAWATAN JAYAKARTA PEMERINTAH
PROVINSI DKI JAKARTA
TAHUN 2016









SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan            : Penyakit Zika
Sub pokok ahasan       : Bahaya Virus Zika Pada Ibu Hamil
Sasaran                        : Masyarakat Desa Suka Maju RW 015 sejumlah ±100 orang
Hari /Tanggal              : Jumat, 02 Desember 2016
Waktu                                     : 14.30 – 15.00 (30 menit)
Tempat                        : Aula Balai Desa Suka Maju, RW 015 Kecamatan Suka Maju
  Kelurahan Susukan, Jakarta Timur
Penyuluh                     : Novita Westi Cornelly

A.    Tujuan
1.        Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan mengenai bahaya virus zika pada ibu hamil selama 60 menit, diharapkan dapat melakukan tindakan pencegahan terhadap penyakit yang disebabkan oleh virus Zika.
2.        Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan tentang virus zika pada masyarakat diharapkan masyarakat khususnya ibu hamil  mampu :
a.    Menjelaskan pengertian penyakit zika
b.    Menjelaskan penyebab penyakit zika
c.    Menjelaskan tanda dan gejala virus zika
d.   Menyebutkan cara penularan penyakit zika
e.    Menjelaskan penanganan penyakit zika
f.     Menjelaskan pencegahan virus zika

B.     Materi
1.        Pengertian penyakit zika
2.        Penyebaran virus zika
3.        Penyebab penyakit zika
4.        Tanda dan gejala penyakit zika
5.        Cara penularan virus zika
6.        Penanganan dan Pengobatan penyakit zika
7.        Pencegahan virus zika

C.     Media dan Alat
1.        LCD
2.        Laptop (berisi materi menggunakan aplikasi Power Point)
3.        Leaflet
4.        Lembar Balik

D.    Metode
1.        Ceramah
2.        Tanya Jawab

E.     Susunan Kegiatan
No.
Waktu
Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Peserta
1.
5 Menit
1.      Pembukaan
a.       Memperkenalkan diri dan anggota tim
b.      Menjelaskan tujuan dari penyuluhan.
c.       Melakukan kontrak waktu.
d.      Menjelaskan materi penyuluhan yang akan diberikan
a.       Menjawab salam dan mendengarkan

2.
20 Menit
2.      Pelaksanaan
a.       Menjelaskan pengertian zika
b.      Mengikutsertakan masyarakat dalam kegiatan penyuluhan dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menjelaskan sedikit tentang virus zika dan memberikan reward.
c.       Menjelaskan penyebab virus zika
d.      Menjelaskan tanda dan gejala virus zika
e.       Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk bertanya .
f.       Menjelaskan tentang cara pencegahan virus zika
g.      Menjelaskan tentang kompikasi dari virus zika
a.       Mendengarkan dengan penuh hikmat
b.      Menjelaskan sedikit dari materi tentang virus zika, dan mendapatkan reward
c.       Mendengarkan dan memperhatikan
d.      Bertanya dan berperan aktif memberikan respon terhadap interaksi yang diberikan saat penyuluhan berlangsung
3.
5 Menit
3.      Penutup
a.       Menanyakan pada masyarakat tentang materi yang telah diberikan dan memberikan hadiah kepada masyarakat yang dapat menjawab tentang materi yang ditanyakan
b.      Menyimpulkan inti dari penyuluhan
c.       Mengucapkan terimakasih serta salam penutup
a.       Menjawab dan menjelaskan secara singkat materi yang telah diberikan
b.      Memberikan hadiah kepada masyarakat yang dapat menjawab pertanyaan
c.       Mendengarkan dan memperhatikan
d.      Menjawab salam

F.      Evaluasi
1.    Evaluasi Struktur
Ø  Peserta hadir ditempat penyuluhan
Ø  Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Aula desa Suka Maju
Ø  Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum penyuluhan dilaksanakan
2.      Evaluasi Proses
Ø  Peserta antusias terhadap materi yang diberikan oleh penyuluh atau penyaji
Ø  Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
Ø  Peserta mengajukan  pertanyaan kepada penyuluh

3.      Evaluasi Hasil
Ø  Peserta sudah mengetahui secara umum arti dari penyakit Zika
Ø  Peserta yang hadir ± 85 orang , kurang dari jumlah yang diharapkan karena berhalangan untuk hadir

G.    Sumber
Yuningsih, Rahmi. 2016. Mewaspadai Ancaman Virus Zika Di Indonesia. Jakarta :  Bidang Kesejahteraan Sosial, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.

Maulana, Heri D.J. 2008 Promosi Kesehatan. Buku Kedokteran EGC : Jakarta

Mubarak, Wahid I dan Chayatin. Nurul. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat : Teori dan
Aplikasi.
Zanluca, Camila & Claudia Nunes. 2016. Zika Virus – On Overview. Institut Pasteur
Micobesa and Infection

WHO dan PAHO. 2015. Epidemiological Update Iililt Zika Virus Infection Iirifti. Amerika.

Rahmi, Yuningsih. 2015. Isu-Isu Internasional Kontemporer dalam Diplomasi Parlementer.
Yogyakarta: Azza Grafika.
MATERI PENYULUHAN
VIRUS ZIKA

A.  Pengertian
Penyakit Zika (Zika) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Zika (ZIKV) yang merupakan sejenis virus dari keluarga flaviviridae dan genus flavivirus yang yang menyebar ke orang terutama melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Gejala yang paling umum dari zika adalah demam, ruam, nyeri sendi, dan konjungtivitis (mata merah). Virus zika pertama ditemukan pada seekor monyet resus di hutan zika, Uganda pada tahun 1947. Virus zika kemudian ditemukan kembali pada nyamuk spesies Aedes Africanus di hutan yang sama pada tahun 1948 dan pada manusia di Nigeria pada tahun 1954.

B.     Penyebaran
Pada 2013, virus ini menyebar ke timur melintasi Samudra Pasifik ke Polinesia Perancis, kemudian ke Pulau Paskah dan pada tahun 2015, ia menyebar ke Amerika Tengah, Karibia, dan kini ia menyebar ke Amerika Selatan sebagai satu wabah besar. Pada Januari 2016, Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat mengeluarkan panduan perjalanan untuk negara-negara tejangkit wabah, termasuk panduan langkah pencegahan yang dipertingkatkan dan pertimbangan untuk menunda kehamilan bagi wanita.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menilai penyakit yang terkait dengan virus Zika di Amerika Latin pada akhir tahun 2015 hingga Januari 2016 telah menimbulkan keadaan darurat kesehatan bagi masyarakat. Oleh sebab itu, WHO mengumumkan Status Darurat Kesehatan Internasional. (WHO, 2015)
Penyebaran virus Zika juga perlu diwaspadai di Indonesia mengingat Indonesia merupakan wilayah tropis dan endemis DBD tiap tahunnya. Hingga kini, Lembaga Eijkman mencatat ada lima kasus Virus Zika di Indonesia, yaitu:
1.        Tahun 1981 dilaporkan ada satu pasien di Rumah Sakit Tegalyoso Klaten;
2.        Tahun 1983 dilaporkan ada enam dari 71 sampel di Lombok NTB;
3.        Tahun 2013 dilaporkan ada seorang turis perempuan dari Australia positif terinfeksi virus Zika setelah sembilan hari tinggal di Jakarta;
4.        Tahun 2015 dilaporkan ada seorang turis dari Australia terinfeksi virus Zika setelah digigit monyet di Bali; dan
5.        Tahun 2015-2016 Lembaga Eijkman melaporkan seorang pasien di Provinsi Jambi positif terinfeksi virus Zika. Isolasi virus pertama kali dilakukan di Indonesia. Pemeriksaan ini diawali dengan tingginya kasus penyakit DBD di Jambi sehingga dilakukan pemeriksaan terhadap 103 sampel darah pasien DBD pada salah satu rumah sakit swasta di Jambi.

C.  Penyebab
Penyebab penyakit Zika (Zika disease) ataupun demam Zika (Zika fever) adalah virus Zika. Virus Zika termasuk dalam garis virus flavivirus yang masih berasal dari keluarga yang sama dengan virus penyebab penyakit DBD, demam kuning, dan Cikungunya. Virus Zika disebarkan kepada manusia oleh nyamuk Aedes yang terinfeksi. Nyamuk ini menjadi terinfeksi setelah menggigit penderita yang telah memiliki virus tersebut. Nyamuk ini sangat aktif di siang hari dan hidup serta berkembang biak di dalam maupun luar ruangan yang dekat dengan manusia, terutama di area yang terdapat genangan air. Virus Zika berkemungkinan ditularkan dari seorang ibu hamil pada janin di dalam kandungannya. Dapat pula bayi tertular pada waktu persalinan.Hingga saat ini, kasus penularan virus Zika melalui proses menyusui belum ditemukan sehingga ahli medis tetap menganjurkan ibu yang terinfeksi untuk tetap menyusui bayinya. Selain itu, terdapat beberapa laporan virus Zika yang penularannya terjadi melalui tranfusi darah dan hubungan seksual.

D.  Tanda dan gejala
Pada pasien yang terinfeksi virus Zika 80% sering tanpa gejala dan berpotensi menjadi sumber penularan (Muso, et al. 2014). Masa inkubasi berkisar antara 3-12 hari. Tanda-tanda utamanya hampir sama dengan DBD, seperti demam dalam jangka waktu 2-7 hari, namun demam pada DBD cenderung lebih tinggi yaitu bisa > 400C sedangkan pada Zika bisa < 380C. Demam tersebut diikuti dengan timbulnya ruam pada kulit, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, kemerahan pada area mata, serta pembengkakan pada kaki dan tangan, tetapi infeksi virus Zika tidak memberikan gejala mual dan muntah seperti pada DBD (Chang, et al. 2016). Munculnya ruam pada kulit dialami oleh lebih dari 90 % orang. Pada kondisi tubuh yang baik penyakit ini dapat sembuh dalam 7-12 hari tanpa pengobatan medis. Penderita bahkan tidak menyadari bahwa dirinya terinfeksi Zika. Penderita jarang mengalami gejala klinis berat yang hingga butuh rawat inap atau bahkan kematian.
Pada beberapa hasil kajian menunjukkan kemungkinan adanya hubungan antara infeksi virus Zika dengan kejadian microcephaly pada janin. Microcephaly ditandai dengan lingkar kepala janin yang lebih kecil dari rata-rata lingkar kepala janin normal yang sesuai dengan umurnya. Kecilnya ukuran lingkar kepala ini terjadi akibat otak janin tidak berkembang sebagaimana seharusnya. Sehingga pertumbuhan dan perkembangan kepala serta bangunan didalamnya terhambat (Oliveira., et al. 2016). Hal ini juga menyebabkan gangguan intelektual dan cacat secara fisik. Data dari Departemen Kesehatan Brasil menunjukkan bahwa terdapat 4180 laporan kasus microcephaly yang berhubungan dengan virus Zika. (Chang, et al. 2016).
Berikut ini persamaan serta perbedaan gejala dan tanda infeksi virus Zika dan DBD.
Zika
DBD
a.    Demam
b.    Sakit kepala
c.    Muncul bintik merah
d.   Nyeri otot dan sendi
e.    Tidak menunjukkan mual dan muntah
f.     Kemerahan pada mata
g.    Tidak menunjukkan penurunan trombosit, hanya penurunan leukosit
h.    Sembuh dengan sendirinya (7-12 hari)
i.      Komplikasi : microcephaly pada bayi
a.    Demam (cenderung lebih tinggi)
b.    Sakit kepala
c.    Timbul ruam kulit sampai perdarahan masif
d.   Nyeri otot dan sendi
e.    Mual dan muntah
f.     Tidak menimbulkan kemerahan pada mata
g.    Dapat menyebabkan kematian karena perdarahan hebat (hemorrhagic)
h.    Komplikasi : Encephalitis, gagal ginjal akut, perdarahan hebat

E.   Penularan
Pada umumnya, virus Zika ditularkan melalui gigitan nyamuk. Nyamuk yang menjadi vektor penyakit Zika adalah nyamuk Aedes, dapat dalam jenis Aedes aegypti untuk daerah tropis, Aedes africanus di Afrika, dan juga Aedes albopictus pada beberapa daerah lain. Nyamuk Aedes merupakan jenis nyamuk yang aktif di siang hari, dan dapat hidup di dalam maupun luar ruangan. Virus zika juga bisa ditularkan oleh ibu hamil pada janinnya selama masa kehamilan dan melalui hubungan seksual.
1.    Penularan dari ibu ke janin
Tidak banyak yang memerlukan rawat inap di rumah sakit ataupun kematian akibat infeksi virus Zika. Hanya saja kekhawatiran yang muncul adalah ketika infeksi virus Zika menyerang ibu hamil. Infeksi ini dikaitkan dengan kemungkinan janin mengalami mikrosefali, yaitu kelainan bawaan dengan kondisi otak tidak berkembang dengan baik, menjadikan ukuran kepala yang lebih kecil dibandingkan janin normal. Kondisi ini dapat memicu kejang dan pertumbuhan yang terhambat.
Sebagian kasus bayi yang lahir karena ibunya terinfeksi virus Zika juga ada yang mengalami struktur otak tidak sempurna, kelainan penglihatan dan pendengaran serta tumbuh kembang yang buruk. Sejauh ini belum diketahui dengan pasti mengenai usia kehamilan berapa yang paling rentan terkena dampak infeksi virus Zika. Selain mikrosefali, infeksi virus Zika juga dikaitkan dengan pemicu sindrom Guillain-Barre, yaitu kelainan saraf yang dapat memicu kelumpuhan bahkan kematian. Sindrom ini menyebabkan sistem imunitas menyerang sel saraf yang menyebabkan otot melemah di sekitar lengan, kaki, dan otot pernapasan. Hingga saat ini masih diteliti lebih lanjut mengenai hubungan infeksi virus Zika dengan sindrom Guillain-Barre.
2.    Penularan melalui hubungan seksual
Kini kewaspadaan terhadap infeksi virus Zika makin ditingkatkan setelah diketahui bahwa virus ini juga dapat ditularkan melalui pertukaran cairan dari hubungan seksual. Selain itu, virus Zika juga ditemukan di dalam darah, urine, cairan ketuban, air ludah, termasuk di dalam cairan otak dan tulang belakang. Sebagian besar kasus yang dilaporkan terkait penularan virus Zika melalui hubungan seksual adalah dari pria kepada wanita. Hingga kini belum ada laporan tentang kasus yang mengungkap penularan melalui hubungan seksual dari wanita kepada pria.
Selain menginformasikan pada orang yang berisiko menularkan, namun tidak kalah penting untuk memberikan informasi terhadap pasangannya mengenai kemungkinan penularan infeksi virus Zika melalui hubungan seksual. Baik pria dan wanita yang baru bepergian dari area penyebaran virus Zika, diharuskan mempraktikkan seks aman dengan menggunakan kondom atau menghindari hubungan seksual selama delapan minggu. Sedangkan bagi pria yang mengalami gejala infeksi virus Zika, diwajibkan menggunakan kondom tiap berhubungan seksual atau menghindarinya minimal selama enam bulan. Untuk keluarga yang sedang merencanakan program kehamilan, sebaiknya menunda upaya kehamilan paling sedikit delapan minggu setelah terekspos dengan virus Zika.

F.   Penanganan dan pengobatan
Umumnya sekitar satu minggu setelah hari pertama timbul gejala, virus Zika akan segera hilang dari aliran darah. Meski untuk sebagian orang, virus ini dapat bertahan lebih lama. Untuk memastikan infeksi virus zika, dapat dilakukan tes laboratorium untuk melihat keberadaan virus Zika dalam darah. Pengobatan virus Zika difokuskan kepada upaya mengurangi gejala yang dirasakan oleh pasien karena vaksin serta obat-obatan penyembuh penyakit ini belum ditemukan. Pengobatan terhadap gejala yang dialami dapat berupa pemberian cairan untuk mencegah dehidrasi, obat pereda rasa sakit untuk meredakan demam dan sakit kepala berupa parasetamol atau acetaminophen, serta istirahat yang cukup. Penggunaan aspirin dan obat anti peradangan nonsteroid lainnya tidak direkomendasikan sebelum kemungkinan pasien terkena dengue dapat dihilangkan. Obat-obatan lain yang dikonsumsi selama masa pengobatan infeksi virus Zika seharusnya diberitahukan dan diberikan melalui pengawasan dokter. Bagi orang yang telah terinfeksi virus Zika diharapkan untuk menghindari gigitan nyamuk selama terjangkit virus ini karena virus Zika yang dapat bertahan lama di dalam darah penderita dapat menyebar ke orang lain melalui gigitan nyamuk.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) beserta Pan American Health Organization (PAHO) mengumumkan bahwa satu-satunya cara untuk mengobati virus Zika adalah:
1.        Istirahat total dari segala aktivitas berat selama 8 sampai 13 hari sebab tubuh memiliki kekebalan tubuh yang dengan sendirinya dapat menyembuhkan dari infeksi tersebut.
2.        Memperbanyak minum air mineral agar mencegah terjadinya dehidrasi sampai kesehatan tubuh dirasakan berangsur-angsur normal. 
3.        Jangan pernah mengkonsumsi obat aspirin atau sejenis obat-obatan yang mengandung NSAID (neo steroid anti inflamation), jenis obat-obatan yang biasa dipakai untuk mengontrol inflamasi penyakit rematik atau penanggulangan nyeri yang disebabkan dari rematik.
4.        Melakukan pengobatan secepat mungkin ke dokter, Puskesmas ataupun Rumah sakit terdekat agar mendapatkan pertolongan yang jauh lebih baik. Sehingga tidak salah dalam mengkonsumsi obat-obatan yang tepat, dan mendapatkan perawatan jika dirasakan perlu.
5.        Menjaga kebersihan lingkungan rumah, terlebih saat musim hujan dimana lingkungan yang lembab menjadi tempat paling favorit bagi nyamuk jenis apapun untuk berkembang biak.

G.  Pencegahan
Mencegah gigitan nyamuk adalah salah satu tindakan pencegahan awal yang bisa membantu kita terhindar dari infeksi virus zika. Beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan saat berada di daerah yang terjangkit virus zika dan beberapa aturan bagi ibu hamil pada trimester apa pun dalam pencegahan virus zika, antara lain:
1.        Menjaga kebersihan rumah dengan memeriksa sekeliling rumah adakah ember, kolam, pot bunga, sumur yang tak terpakai digenangi oleh air. Sebab nyamuk Aedes Aegypti sangat menyukai lingkungan rumah dengan kondisi lembab dan tergenang air.
2.        Memastikan tempat yang ditinggali memiliki pendingin ruangan atau setidaknya memiliki tirai pintu dan jendela yang dapat mencegah nyamuk masuk ke ruangan.
3.        Gunakan kelambu pada tempat tidur jika area yang dikunjungi tidak memiliki hal di atas.
4.        Menghindari kontak langsung dengan nyamuk dengan menggunakan baju dan celana berlengan panjang.
5.        Gunakan bahan penolak serangga (lotion anti nyamuk, obat nyamuk bakar, atau penyemprot serangga) yang terdaftar pada badan perlindungan lingkungan atau environmental protection agency (EPA), sesuai dengan instruksi yang tertera pada kemasan. Instruksi yang terlampir akan memberikan informasi mengenai pengaplikasian ulang, area pengaplikasian yang diperbolehkan, waktu dan durasi pengaplikasian. Contohnya lotion penolak nyamuk yang mengandung Picaridin, Minyak lemon eucalyptus (OLE), DEET dan IR3535. 
6.        Bayi yang berusia di bawah dua bulan tidak diperkenankan menggunakan bahan penolak serangga ini sehingga kita harus memastikan agar pakaian bayi dapat melindunginya dari gigitan nyamuk.
7.        Gunakan juga kelambu pada tempat tidur bayi, kereta dorong bayi, dan gendongan atau alat pengangkut bayi lainnya.
8.        Melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3M Plus (menguras dan menutup tempat penampungan air, serta memanfaatkan atau melakukan daur ulang barang bekas, ditambah dengan melakukan kegiatan pencegahan lain seperti menabur bubuk larvasida, menggunakan kelambu saat tidur, menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, dll)
9.        Melakukan pengawasan jentik dengan melibatkan peran aktif masyarakat melalui Gerakan Satu Rumah Satu Juru Pemantau Jentik (Jumantik)
10.    Meningkatkan daya tahan tubuh melalui perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti diet seimbang, melakukan aktifitas fisik secara rutin, dll.
11.    Pada wanita hamil atau berencana hamil harus melakukan perlindungan ekstra terhadap gigitan nyamuk untuk mencegah infeksi virus Zika selama kehamilan, misalnya dengan memakai baju yang menutup sebagian besar permukaan kulit, berwarna cerah, menghindari pemakaian wewangian yang dapat menarik perhatian nyamuk seperti parfum dan deodoran.
12.    Pelajari informasi mengenai daerah yang akan kita kunjungi, seperti fasilitas kesehatan dan area luar ruangan terbuka sebelum waktu keberangkatan tiba, khususnya area yang terjangkit virus Zika. Tetapi lebih baik untuk menghindari berkunjung ke daerah yang terjangkit virus Zika. Untuk wanita yang sedang merencanakan kehamilan dan bepergian ke daerah endemis, dianjurkan untuk melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
13.    Lakukan tes virus Zika setelah kembali ke daerah asal, khususnya ibu hamil yang baru bepergian ke negara-negara yang sudah terjangkiti virus Zika dan menunjukkan gejala infeksi virus, sebaiknya melakukan pemeriksaan ke dokter agar bisa mendapatkan pemeriksaan lanjutan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar